Diberdayakan oleh Blogger.

12 Februari 2013

Cintailah Episode 4


Bulan bersinar begitu indah. Menerangi setiap jengkal suasana malam. Bintang berhamburan di segala penjuru langit. Berkelap-kelip dengan begitu mempesona mata. Angin berhembus dengan lembut. Ranting-ranting pohon berayun dengan teraturnya. Memberikan bunyi yang indah di telinga.

Beberapa hewan malam mulai keluar dari persinggahannya untuk mencari makan. Sementara sekelompok jangkrit terus saja mendendangkan suaranya dengan bersaut-sautan. Dan keindahan malam ini tak kan pernah ada kecuali dengan kehendak Allah SWT.

Bulan, bintang, angin, ranting pohon, hewan yang mencari makan, dan jangkrit selalu berdzikir kepada Rabbnya. mereka memuji Tuhan semesta alam dengan bahasanya masing-masing. Bersyukur karena mereka telah diciptakan di bumi yang indah ini.

Mereka semua selalu taat dan patuh terhadap perintah Tuhannya. Bulan selalu siap muncul di malam hari ketika Tuhannya memerintah. Angin siap bertiup dengan hembusan yang sejuk ketika sang pencipta alam semesta berkehendak. Begitu juga bintang dan makhluk yang lainnya.

Namun tidak semua makhluk di bumi ini bisa taat kepada sang pemilik dunia. ada satu makhluk yang diciptakan paling sempurna tetapi malah paling sering menyakiti dan melawan Tuhannya. Mereka adalah makhluk yang mendapat amanah untuk mengatur dunia ini. Merekalah yang disebut manusia.


bih diantara makhluk lainnya malah sering menyombongkan hal itu. Mereka selalu merasa dirinya besar dan menganggap sesuatu di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Bahkan mereka lebih sering menganggap kesuksesan yang selama ini diraih adalah karena usahanya sendiri. Bukan karena anugerah dari Tuhan semesta alam.

Oleh karena itulah manusia juga bisa menjadi lebih hebat dari malaikat dan menjadi lebih rendah dari binatang. Karena manusia dikaruniai akal dan nafsu sementara malaikat dan hewan hanya salah satunya. Jika akalnya bisa mengalahkan nafsunya tentu mereka akan lebih hebat dari malaikat yang tidak punya nafsu. Namun tatkala nafsunya yang menang, maka mereka menjadi lebih rendah dari binatang yang tercita tanpa akal.

Namun tidak semua manusia seperti itu. Ada juga yang masih mencoba taat kepada Tuhannya. Masih mencoba melaksanakan perintah Allah yang ditujukan kepadanya. Dan orang-orang ini selalu berlomba-lomba menarik perhatian Allah dengan melaksanakan salat malam.

Salah satu dari manusia itu adalah Ahmad. Seorang bocah kecil yang baru saja menjadi seorang yatim piatu. Bocah yang baru saja lulus SD namun sudah bisa mengalahkan godaan syetan yang begitu dasyat. Yang memaksanya untuk tetap terbuai dalam mimpinya. Bahkan terkadang orang dewasa pun tak berdaya dengan godaan ini.

Ahmad sudah bangun sejak pukul 03.00  pagi tadi. Setelah mengambil air wudhu ia langsung melaksanakan salat malam. Dan ini adalah salat malam yang pertama kali ia lakukan. Selama ini ia biasa bangun jam 05.00 pagi. Itupun dibangunkan oleh sang ibu.

Dan untuk pertama kalinya juga ia mencoba mengerjakan salat dengan sebaik-baiknya. Selama ini ia sering mengerjakan salat hanya karena perintah ibunya saja. Bahkan ketika salat berjamaah di masjid ia lebih sering bercanda dengan kawan-kawannya. Sehingga omelan dari bapak-bapak disana sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Ahmad.

Namun sejak kepergiannya ia jadi tersadar. Ia tak bisa lagi bermain-main dengan ritual ibadah ini. Mungkin teman-temannya masih bisa melakukan hal itu. Karena di depan mata mereka masih ada orang tua yang bisa dilihat dengan jelas.
Ahmad mencoba menautkan hatinya dengan sang Maha Pencipta. Mulai dari awal takbiratul ihram hingga salam. Walaupun terkadang masih ada gambaran dunia di benaknya.

Anak keci ini menengadahkan tangannya ke langit lalu mengarahkan  pikirannya hanya kepada satu tujuan. Lalu ia mulai mengeluarkan perkataan suci dari dalam mulutnya.

“Ya Allah terima kasih untuk nikmatmu yang besar ini. Engkau tuntun aku sehingga bisa bangun di malam ini untuk menghadap kepadamu. Ya Allah aku juga berterima kasih karena engkau telah membuatku bisa mengerjakan salat dengan lebih baik. Dan terima kasih juga karena berkat-Mu aku bisa melaksanakan salat tahajud pertamaku.” Ahmad menghela nafas sejenak.

“Ya Allah tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang ampunilah dosa-dosa orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil. Ya Allah sekarang aku sudah tidak punya kesempatan untuk membalas jasa orang tuaku. Kau telah menakdirkanku untuk berpisah dengan mereka ketika aku masih begitu kecil.” Air mata suci mulai mengalir dengan lembut membasahi pipinya. Tiba-tiba wajah ayah dan ibunya datang begitu saja di pikirannya. Bahkan nampak begitu jelas seperti datang di depan mata.

“Maafkan aku karena awalnya aku begitu marah kepadamu. Aku ini hanya anak kecil yang masih butuh kasih sayang orang tua. Karena itu ketika mereka tiada aku hanya bisa menyalahkan-Mu. Tapi lambat laun aku sadar, jika aku terus benci pada-Mu bagaimana nasib ayah dan ibuku di alam sana? karena itu Ya Allah. Maafkanlah aku. Aku bertobat padamu. Ya Allah aku mohon padamu sayangilah orang tuaku disana. Jangan beri mereka siksa yang berat. Ayah dan ibuku bukan orang jahat jadi tidak pantas untuk disiksa ya Allah. Aku ikhlas mereka pergi ya Allah, tapi aku mohon ijinkan mereka untuk tetap melihatku tumbuh dewasa. Ijinkan aku membuktikan pada mereka bahwa Ahmad yang dulu begitu nakal bisa tumbuh menjadi anak yang pandai dan juga sholeh.” isak tangis Ahmad terus meledak-ledak.

“Ya Allah baru saja aku ditinggal ayah dan ibuku, sekarang kakakku juga akan pergi. Sebenarnya aku tidak mau ia meninggalkanku, tetapi apakah mungkin aku harus manja dan memintanya untuk tetap disisiku. Sebentar lagi aku akan masuk SMP. Aku merasa sudah besar. Aku bukan anak kecil lagi. Aku tidak mau seperti dulu. Merengek-rengek agar keinginanku dipenuhi. Aku ingin kak Doni bisa menggapai impiannya menjadi seorang dokter. Itu impiannya sejak kecil. Jadi aku mohon kepadamu Ya Allah lancarkanlah segala urusan kakakku. Jagalah ia selama di kota Jogja sana. Jangan biarkan ia salah jalan dan terbuai dalam kemaksiatan. Aku titipkan kakakku padamu ya Allah. Ya Allah hanya kaulah yang dapat mengabulkan permintaanku. Jadi aku mohon kabulkan permintaan anak yatim piatu ini Ya Allah. Amin Ya Robbal Alamin.” Ahmad menutup do’anya. Ia usap air mata yang masih terus mengalir di pelupuk matanya.

“Bagaimana bisa aku pergi dengan ikhlas dik, jika kamu sendiri ternyata ingin aku berada di sampingmu. Bagaimana bisa aku menuntut ilmu dengan baik, jika disini ada adik yang begitu mengkhawatirkan diriku. Bagaimana bisa? bagaimana aku bisa tega?” Ucap Doni dengan tetesan air mata. Ternyata dari tadi ia memperhatikan adiknya yang begitu khusyuk berdoa.


Salam hangat dari kami Bamz Production

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Jadwal Shalat