Diberdayakan oleh Blogger.

26 Desember 2012

CMK (Curhat Munsyid Keren) Episode 1.Perkenalan


Gedung berlantai sepuluh ini dari luar tampak sepi, tapi tatkala dilihat dari sisi dalamnya ribuan orang tengah bergelut dengan pekerjaan mereka. Tepat di lantai enam, dalam sebuah ruang yang dihuni sepuluh orang, aku sedang bertempur dengan kerjaan yang menumpuk.
Pertama-tama kenalin dulu nih, Namaku Muhammad Slamet. Emak and Bapak ngasih nama itu supaya aku bisa meneladani baginda Rasul. Juga agar aku bisa selamat di dunia dan akhirat. Terkadang aku lebih suka dipanggil slam, biar kelihatan lebih gaul and cetar membahana gitu. Tapi teman-temanku lebih suka memanggilku Memet. Kadang kala aku sedikit sebal dengan hal itu. Tapi karena aku orang yang cinta damai, aku biarkan saja mereka. Itung-itung beramal lah. Bikin orang seneng.
Oh ya. Gedung yang sekarang sedang menelanku ini, adalah sebuah perusahaan ternama di indonesia yang bergerak di bidang komunikasi. Baru tiga bulan aku nongkrong disini, tapi rasa bosan udah bertumpuk-tumpuk. Kalau kata para putitis membuncah dalam dada. Cieeeiileeeh.
Cuma ada satu keajaiban yang membuatku masih betah bekerja disini. Keajaiban itu datang dari sosok perempuan bernama Farah. Temen kantorku yang tampangnya kayak Oki Setiana Dewi. Cantiknya nggak ketulungan deh. Pakaiannya selalu santun dan kegodoran. Ia paling benci dengan pakaian ketat plus gak suka lihat cewek pakai pakaian kayak gitu. Bagian atas tubuhnya terbungkus rapi dengan jilbab panjang.
Farah ini termasuk tipe cewek yang tergila-gila dengan warna merah. Semua barang-barangnya berwarna merah. Kebanyakan pakaiannya juga merah. Jadi jangan kaget kalau liat dia selalu pakai jilbab warnah merah. Si Farah ini orangnya juga supel banget. Tiap kali ada orang baru, pasti dia duluan yang ngajak ngobrol. Tapi walau supel, ia tetep tahu batasannya. Kalau ada yang ngajak salaman pasti ogah. Ia cuma nangkupin tangan di depan dada, terus senyum sambil ngomong,
“Maaf. Bukan muhrim.”
Kebanyakan cowok di kantor ini berusaha buat narik perhatiannya, trus ndapetin hatinya deh. Ada yang ngasih bunga, coklat, hadiah, atau sekedar mbikinin teh. Tapi tak ada satupun yang mampu membuka gembok hatinya. Kalau aku nggak ampe kayak gitu. Bagi gua nglihatin Farah dari jauh itu udah cukup.
Di hari yang panas ini dan kerjaan yang menggunung, Aku pengen curhat nih ma para pembaca. Walau sekarang aku adalah seonggok daging yang mencurahkan segenap pikiran dan keringat untuk pemerintah Indonesia, yang kata para motivator itu masuk golongan kiri, Gini-gini otak kanak gua pernah diaktifin selama enam tahunan.
Asal tahu aja, dulu aku pernah jadi penyanyi. Istilah yang lebih keren munsyid. Kebanyakan orang di Indonesia udah tahu pengertiannya. Kalau ada yang belum tahu, gua jelasin disini.
Munsyid itu pelaku nasyid. Sedang nasyid sendiri bisa diartikan sebagai seni yang kerjaannya narik suara alias nyanyi. Nah yang dinyanyiin itu lagu-lagu islami. Bisa tentang cinta kepada Allah, Rasul, Orang tua, sahabat atau tentang motivasi.
Naaaah. Ada sesuatu yang unik lho di nasyid itu. Alirannya ada yang pakai musik, ada juga yang SMS. Weeeiss jangan salah. Bukan Short Message Service yang kayak kita ngirim pesan lewat Hp, Tapi suara mulut sajaaah. Gak pakai gitar, drum, terompet, gendang atau alat musik lainnya. Ya itu tuh, cukup pakai mulut. Tapi jangan mikir kalau alat-alat itu kita makan trus suaranya bisa keluar sendiri. Pada ngakak guling-guling nanti kalau bayangin. Pliiss jangan dibayangin!
Aliran musik itu Istilah pakemnya Accapella. Tapi agak susah nerangin bagian ini. Mungkin sedikit penjelasan. Accapella itu bisa dimainkan minimal 5 orang. Ada yang jadi Bass, Perkusi, Choir, dan lead Vokal. Nah Choir sendiri dibagi lagi. Ada Choir satu, dua, tiga. Kalau lima palingan Cuma choir dua dan tiga. Naaaah. Biar lebih jelas lagi, lihat aja di om youtube. Insya Allah ada. Syaratnya satu aja, internetnya bisa buat download. Kalau gak ada, tinggal ngojek aja ke kampus. Nongkrong deh. Udah gratis, koneksinya cepat, plus dapat obat mata pula. Khusus yang nongkrong di ekonomi. Hehehe.
Ibarat jadi agen 007, aku nggak pernah cerita ke temen-temen kalau dulu cowok keren ini pernah jadi penyanyi. Walaupun kuceritakan, dijamin deh mereka gak bakal percaya. Pasti secara berjamaah mereka akan berteriak,
“Gak Percayaaaaa!”
Atau ada yang nyletuk,
“Ha? Kamu pernah jadi penyanyi met? Gak sah mimpi deh.”
Bahkan bisa juga ada omongan yang nusuk ampe ke ati. Kira-kira begini bunyinya,
“Gak sah mimpi, Slam. Ngomong aja Fales. Palagi nyanyi.”
Akhirnya pada ketawa kayak kuda nil deh.
Dari sekian banyak orang itu, mungkin hanya Farah aja yang bisa percaya. Dia tipe orang yang nggak pernah ngremehin orang lain. Kalau gua cerita ke dia, Kemungkinan dia bakal ngomong gini,
“Mas Slamet pernah jadi penyanyi? Wow, keren tuh. Kapan-kapan Farah mau donk dinyanyiin.”
Biasanya sih dibonusin senyum manisnya gituu. Hehehe.
Awal mula pertemuanku dengan seni yang menarik ini, waktu aku SMA dulu. Saat itu sekolah tercinta sedang ada event Maulid Nabi. Nah waktu aku melangkahkan kaki ke masjid, Dari jauh sayup-sayup terdengar nyanyian gitu. Tapi anehnya gak ada musik. Karena begitu penasaran, kupercepat langkah. Sampai di masjid, betapa terbelalaknya mata ini melihat pemandangan yang benar-benar asing. Sepuluh orang bekerja sama untuk melahirkan alunan nada yang indah. Hanya dari mulut mereka. Bener-bener sesuatu dah waktu itu.
Nah sejak saat itu, gua jadi cinta banget sama nasyid. Ndengerinnya itu mlulu. Diputer ratusan kali, ampe terkadang orang-orang sekitar jenuh sendiri. Anehnya telinga gua ini gak pernah soak ndengerin lagu-lagu itu. Terutama lagunya Justice Voice, grup nasyid asal Jogja yang judul lagunya Senyum Donk Friend.
Singkat cerita setelah event itu, Dibawah bendera Rohis, ekstra nasyid dilahirkan. Dan kebetulan aku yang ditunjuk untuk jadi komandan devisinya. Langsung deh bergerak cepat. Cari guru, bikin pengumuman, dan minjem keybord. Kenapa minjem? Soalnya Rohis gak punya barang mahal itu, and sekolah nggak mau minjemin. Takut rusak katanya.
Tetapi Alhamdulillah, semua berjalan mudah. Kebetulan pelatih nasyid yang dulu membawa tim An-Nahl berjaya di jakarta,  mau melatih kami. Sedikit info aja, An-Nahl itu team nasyid yang anggotanya kakak-kakak kelas. Waktu itu mereka bisa menyabet peringkat sebelas. Padahal lombanya tingkat nasional. Pa gak membangakan coba?
Nah untuk keybord, Alhamdulillah dapat bantuan juga dari seniorku. Mas Hendro namanya. Dia ini salah satu munsyid legendaris juga di SMA-ku. Bisa dibilang team-nya dulu yang berjuluk The Khoir, merupakan team terbaik di Sekolah tercinta.
Ups. Pak bos tiba-tiba melakukan inspeksi mendadak nih. Aku harus kembali kerja lagi. Makanya Untuk episode awal, sampai sini dulu ya ceritanya. Di kisah selanjutnya saya akan menceritakan tentang awal pembentukan team nasyid-ku. Semoga kalian tetep mau baca curhatan-curhatan saya. Ampe ketemu lagi. Bye-Bye...


Salam hangat dari kami Bamz Production

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Jadwal Shalat